5 Langkah Bijak Menyikapi Anak yang Jatuh Cinta

Mencintai adalah fitrah manusia. Setiap jiwa memiliki rasa ingin mencintai dan dicintai. Bagaimana agar fitrah cinta itu tetap berada di jalur yang benar, itu yang harus diperhatikan.

Masa remaja adalah masa pada saat anak kita mulai mengenal cinta. Interaksi dan pengaruh lingkungan memungkinkan mereka mengalami saat-saat di mana ada debar tak biasa dalam hati mereka. Saat kematangan berpikir semakin berkembang, ketertarikan terhadap lawan jenis adalah hal yang lumrah. Namun, sebagai orang tua, kita harus mengarahkan agar cinta itu tidak berbuah petaka. Bila telanjur menjadi petaka, bukan hanya anak yang menderita, tetapi orang tua juga.

Bila anak kita telanjur jatuh cinta, adalah tidak bijak bila kita langsung memarahi, apalagi menghujat. Akan tetapi, juga tidak berarti membiarkan mereka mengekspresikan rasa cinta mereka sebebas-bebasnya, hingga melewati batas dan melanggar norma agama.

Lantas, bagaimana kita menyikapinya?? Apakah harus segera dihentikan karena mengganggu belajarnya? Apakah dibiarkan saja agar makin semangat belajarnya? Mari kita simak uraian berikut ini.

1. Tanamkan di Hati Anak Cinta kepada Allah Sebagai Rasa Cinta Tertinggi.

Jangan pernah lelah menancapkan nilai-nilai agama di hati dan pikiran mereka karena umumnya anak remaja masih berjiwa labil. Tunjukkan bagaimana cara berteman yang baik dengan lawan jenis, bagaimana batasannya, dan bagaimana agama mengatur hal ini. Cinta kepada Allah akan memunculkan rasa takut bila melanggar aturan-Nya. Oleh karena itu, sedini mungkin anak harus dibiasakan cinta kepada Allah di atas cinta yang lain. Cinta kepada Allah diwujudkan dalam bentuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

2. Bersiaplah menjadi Teman Curhat

Siapkan waktu, telinga, dan hati yang luas untuk mendengarkan curahan hati mereka. Meskipun tidak semua anak mau curhat kepada orang tua, tetapi berusahalah memahami bagaimanapun caranya. Bisa dengan bahasa tubuh maupun bahasa rasa. Jadikan anak tidak merasa sendiri dan berkutat dengan dirinya sendiri, hingga salah dalam mengambil langkah. Akan tetapi, jangan terlalu menginterogasinya seolah anak telah melakukan kesalahan besar. Bersikaplah yang wajar.

3. Cari Tahu Apa Alasan Mencintai

Orang tua perlu mencari tahu apa alasan anak jatuh cinta. Bila karena ketertarikan fisik, kesamaan hobi, atau kedekatan semata, maka jelaskan secara perlahan bahwa semua itu bisa hilang ditelan waktu. Arahkan anak agar siap bila suatu saat cinta itu pergi. Siapkan mentalnya agar tidak terlalu kecewa.

4. Biarlah Mereka Merasakan Degup Cinta

Setiap orang secara alami akan  merasakan degup-degup indah tanda hadirnya cinta di hati. Bila terjadi pada anak remaja kita, tak perlu memarahi dengan meminta mereka menghilangkan rasa itu. Ibarat api yang dipadamkan seketika, akan muncul kobaran api raksasa yang membutuhkan lebih banyak energi untuk memadamkannya. Demikian pula cinta. Bila dipadamkan paksa dan tiba-tiba, maka akan menjadi semakin berkobar melalap ruang kesadaran.

5. Doronglah Anak-anak Berkegiatan Positif

Doronglah anak untuk aktif dalam majelis-majelis ilmu, aktif berorganisasi, atau aktif mengembangkan minat dan bakat mereka. Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, tangkas, penuh inisiatif, dan berakhlakul karimah.

Semoga Allah senantiasa memudahkan kita menjadikan anak-anak kita menjadi pribadi yang mulia, insan bertakwa, yang senantiasa menjadikan cinta kepada Allah sebagai cinta terindah di hati mereka.

(Disarikan dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi)

#day5
#ODOP
#EstrilookCommunity

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like