Ini, lo, 5 Tips Mudah Kendalikan Emosi Anak

Sedih karena emosi anak tidak terkendali?
Sulit berkomunikasi dengan anak yang mudah emosi?

Komunikasi dengan anak merupakan cara efektif mentransfer nilai-nilai kehidupan. Segala pemikiran, harapan, impian, dan aturan hidup orang tua dituangkan dengan cara berkomunikasi. Itulah sebabnya, mengapa setiap orang tua perlu mempelajari cara berkomunikasi yang baik dan tepat di setiap tahapan usia anak.

Salah satu fungsi penting komunikasi adalah untuk mengelola emosi. Baik emosi orang tua, maupun emosi anak. Bagaimana mungkin mengajarkan anak mengelola dan mengendalikan emosi, bila orang tua belum mampu meredam emosinya sendiri? Perlu kegigihan untuk mengupayakan bagaimana mengetahui cara komunikasi yang patut dengan anak dalam keadaan tertentu.

Pertanyaannya: Apakah emosi itu?
Sebagian menganggap emosi adalah amarah. Lingkungan kehidupan kita memaknai emosi dengan rasa marah yang meledak-ledak.

Sikapmu menyebalkan, bikin aku emosi saja!”

“Kata-katanya terlalu pedas, Bu. Aku jadi emosi.”

Seperti itukah kita mengartikan emosi? Ternyata, emosi tidak sebatas amarah saja. Menurut Wikipedia, emosi adalah
> perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.
> reaksi terhadap seseorang atau kejadian
> dapat ditunjukkan ketika senang terhadap sesuatu atau seseorang, marah, sedih, takut, terkejut, dsb.

Jadi, pada dasarnya, emosi adalah dorongan untuk bertindak. Bisa disebabkan karena rangsangan dari luar maupun dari dalam individu.

Menurut para ahli, emosi mewakili berbagai bentuk perasaan manusia.  Ada emosi positif, ada pula emosi negatif sehingga bukan perasaan marah saja yang disebut emosi. Karena emosi menggambarkan  perasaan maka perasaan seperti dengki, cemburu, cinta, benci, malu, dan takut adalah juga termasuk emosi.

Emosi selalu ada pada diri setiap orang. Begitu besar pengaruhnya sehingga mewarnai seluruh kehidupan. Orang tua harus berupaya mengendalikan emosinya agar selanjutnya mampu mengendalikan emosi anaknya.

Bagaimana tips mudah mengendalikan emosi anak?

1. Mengenali dan Mengidentifikasi Perasaannya, Seperti Sedih, Marah, Kecewa, dll.

Anak-anak harus dikenalkan sedini mungkin hal apa saja yang dirasakannya. Seiring pertumbuhan dan perkembangannya, emosi alaminya akan terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya.

2. Bersikap Tenang

Orang tua yang mendadak menunjukkan kepanikan saat anak emosi justru membuat anak makin tidak nyaman. Hal ini karena anak sebenarnya ingin dimengerti dan ingin mendapatkan perhatian.

3. Mengalihkan Perhatian

Bila muncul emosi negatif, anak akan rewel, suntuk, dan sulit ditenangkan. Orang tua perlu menelisik apa penyebabnya. Namun, bisa jadi anak seperti itu hanya perlu dialihkan perhatiannya kepada hal-hal kesukaannya yang menyenangkan, seperti bersepeda, berenang, atau melakukan perjalanan bersama.

4. Memberikan Pelukan dan Perhatian

Pada usia tertentu, anak membutuhkan dukungan hanya berupa pelukan dan perhatian orang tua saja. Emosi yang dirasakan anak kadang tidak berhubungan dengan siapa pun dan apa pun, selain hanya keresahan dirinya saja, terutama bagi anak di bawah usia 6 tahun.

5. Mengajak Diskusi Bila Sudah Tenang

Mencoba menyelesaikan masalah saat anak di ujung rasa emosinya hanya akan menuai kekecewaan. Orang tua perlu membaca situasi kapan saat yang tepat menyelesaikan masalahnya.

Orang tua sering tidak menyadari, kadang anak emosi justru disebabkan oleh sikap dan kata-kata orang tua yang kurang memahami kondisi anak. Untuk itu, menjaga lisan dan perbuatan dari kata-kata dan sikap yang tidak tepat perlu diperhatikan orang tua agar anak terjaga dari emosi tak terkendali yang menyulitkan.

Kasih sayang dan perhatian orang tua dan orang terdekatnya adalah dukungan terbaik anak mengatasi segala bentuk emosinya.

#Day6
#ODOP
#EstrilookCommunity

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like