Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Segala keperluan anak berusaha dipenuhi dan perhatian pun terlimpah. Semua dilakukan agar anak mendapatkan yang terbaik saja.
Ada kalanya orang tua harus berkompromi dan berdamai dengan anak pada hal-hal tertentu. Mereka memiliki keinginan yang kadang berbeda dengan orang tua. Namun, kendali seharusnya tetap di tangan orang tua. Hal ini karena orang tualah penentu kebijakan di rumah. Anak harus patuh, tetapi juga harus dimengerti.
Penting untuk diperhatikan, bahwa anak memiliki keterbatasan berpikir. Orang tua harus memaklumi keterbatasan anak dengan cara memahami kekurangannya dan memaafkan kesalahannya. Akan tetapi, tidak jarang anak menyimpan atau memendam masalah, bahkan hingga dewasa.
Apa alasan anak memendam masalah?
Ternyata tidak semua orang tua memahami apa yang menyebabkan anak memendam masalah. Perasaan takut atau malu membuat anak enggan menyampaikan masalahnya dengan terus terang. Juga perasaan bahwa masalahnya tidak penting dikemukakan dan kekhawatiran akan bertambah besarnya masalah.
Bila dibiarkan berlarut-larut, akan berdampak buruk pada jiwa anak dan menyebabkan depresi. Anak yang depresi akan mudah tersinggung. Bahkan cenderung mengamuk. Perasaannya sedih dan hampa karena menganggap diri dan hidupnya tak berguna. Nafsu makan bisa meningkat karena ingin menenangkan diri atau kurang nafsu makan karena tidak ada gairah hidup.
Baca juga:
Ini, Lo, 5 Tips Mudah Kendalikan Emosi Anak
Sedemikian menyedihkannya akibat buruk memendam masalah pada anak. Pada usia saat daya nalarnya baru saja berkembang dan jiwanya masih labil, anak tentu membutuhkan pendampingan untuk mengurai satu per satu masalah pelik yang dihadapi.
Orang tua bisa mengambil cara asyik berikut ini agar mudah berkomunikasi dengan anak yang memendam masalah.
1. Sering Berkegiatan Bersama dan Dialog
Sering bersama anak membuat orang tua lebih mudah berdialog membicarakan banyak hal dan mengorek informasi tentang masalah yang dihadapi anak. Rasa nyaman bersama orang tua akan membuatnya tidak segan berbagi cerita.
2. Hargai Keputusan Anak
Orang tua perlu mendengar alasan anak mengambil suatu keputusan. Selama untuk kebaikan dan dia paham konsekuensi yang akan dihadapinya, maka menghargai keputusannya adalah langkah terbaik.
3. Yakinkan Anak Bahwa Orang Tua Dapat Membantu
Meyakinkan anak bahwa orang tua adalah tempat berbagi cerita terbaik harus dibiasakan sejak anak di fase awal perkembangannya. Rahasiakan bila ada yang harus dirahasiakan. Ibaratkan orang tua ada di posisi anak agar tumbuh empati dan berusaha mencari solusi. Bila sulit dicari jalan keluar, orang tua meminta tolong kepada orang dekat yang terpercaya, dan pastikan anak mempercayai orang tua.
4. Buat Anak Menyadari Bahwa Masalah Ada Untuk Dipecahkan, Bukan Dipendam
Anak harus dipahamkan bahwa masalah yang dipendam akan makin berlarut-larut. Bahkan, bisa muncul masalah baru. Banyak penyakit muncul akibat tidak bisa mengungkapkan isi hati. Memendam masalah bukan perilaku yang baik dan anak harus yakin akan hal ini.
Sebagian orang mungkin menganggap anak memendam masalahnya sendiri adalah hal biasa. Hal ini tidak boleh diterapkan pada anak kita. Kecenderungan memendam masalah malah akan menimbulkan masalah untuk diri sendiri.
Waspadalah terhadap setiap perilaku tak biasa pada anak. Biasakan komunikasi menyentuh hal penting menyangkut privasinya. Jangan sampai anak beranggapan memendam masalah itu hal biasa.
#Day7
#ODOP
#Estrilook