Pola asuh yang tidak tepat bisa menghambat potensi anak untuk berkembang. Hal penting yang sering terlewat dan tidak terpikir oleh orang tua adalah anak-anak itu tidak suka dibandingkan. Mulai kondisi fisik, kemampuan belajar, potensi dan prestasi akademiknya, hingga cara mereka bergaul. Tidak ada anak yang suka dibandingkan, meskipun bertujuan untuk kemajuan anak itu sendiri.
Sayangnya, kebanyakan orang tua mengharapkan hasil yang sama dari anak-anaknya sehingga kurang peduli bahwa anak tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Orang tua tanpa sadar melakukan komparasi antar saudara sampai mereka dewasa. Saat masih anak-anak, mereka bisa jadi tidak cukup memiliki daya untuk melawan atau sekadar mengingatkan. Akan tetapi, saat telah remaja atau dewasa, anak-anak akan memiliki kesan buruk tentang perilaku orang tua yang suka membandingkan anak.
Bukan kesalahan bila orang tua memiliki kecenderungan menyayangi dan mengagumi salah satu anak karena kelebihannya. Namun, harus dijaga agar porsinya tidak berlebihan sampai mengabaikan kelebihan anak yang lain. Hal ini merupakan bentuk ketidakadilan yang menjadi pemicu permusuhan antarsaudara. Tidak ada anak yang benar-benar sama, orang tua harus bisa melihat potensi masing-masing anak.
Bolehlah memuji, tetapi yang wajar saja. Jangan merendahkan anak yang satu di hadapan anak yang lain dan terlalu mengagumi anak yang satu di hadapan anak yang lain. Terlebih jika hal itu mempengaruhi rasa sayang orang tua kepada anak. Anak akan merasa minder dan merasa tidak berharga. Perasaan yang sering tanpa sadar dilakukan orang tua yang tidak adil dalam bersikap kepada anak.
Selain rasa minder dan tidak berharga, berikut ini dampak negatif lain membandingkan anak.
1. Stres
Anak yang dibandingkan atau diharuskan sama seperti kelebihana saudaranya akan merasa stres. Bila terus berlanjut, tentu tidak baik bagi kesehatannya. Bisa jadi anak akan mengalami sakit yang tidak diketahui penyebabnya, seperti sering sakit kepala, mual, atau muntah. Selain itu, anak akan merasa tidak nyaman berada di dekat keluarganya, terutama bersama saudaranya.
2. Persaingan antar Saudara
Membandingkan anak akan memunculkan rasa iri dan persaingan tidak sehat. Rasa sayang antar saudara akan meluntur karena perlakuan yang tidak sama. Yang satu selalu dipuji, yang lain selalu direndahkan. Akibatnya, akan tumbuh rasa benci dan berlanjut pada persaingan karena merasa tidak diterima oleh orang tua.
3. Tidak Peduli
Perasaan tersisih akan membuat anak tidak peduli dengan yang diharapkan oleh orang tua pada dirinya. Yang dirasakannya adalah suatu kesia-siaan bila menuruti kemauan orang tua karena selalu berada di bawah bayang-bayang saudaranya. Selalu dibandingkan membuatnya makin tidak termotivasi mengubah diri.
4. Menjauhi Orang Tua
Hal yang mengerikan saat anak dibandingkan dengan saudaranya adalah menjauhi orang tua. Ketidaknyamanan dibandingkan membuat anak merasa tidak diterima dan tidak dipahami. Akibatnya, anak akan mencari sosok lain yang bisa menerima dirinya apa adanya. Saat ada masalah, bukan orang tua lagi tempatnya mengadu, berbagi cerita, dan bersandar.
Mari kita belajar menghargai anak sekecil apa pun prestasinya dan seminim apa pun jasanya kepada kita. Jangan sampai rasa sayang berlebihan kepada salah satu anak menjadikan anak yang lain iri. Jangan pula kekurangan anak membuat kita mengurangi kasih sayang kita kepadanya.
#Day10
#ODOP
#EstrilookCommunity