5 Cara Cegah Stres pada Anak. Ibu-ibu harus tahu!

Pernahkah melihat perubahan anak seperti ini?
1. Mudah takut;
2. Menarik diri dari keluarga dan pergaulan;
3. Sulit tidur;
4. Mengompol;
5. Sakit tanpa sebab yang jelas.

Jika iya, orang tua harus waspada karena kelima hal di atas adalah tanda-tanda anak mengalami stres.

Stres? Apa iya anak-anak bisa stres?

Stres menurut KBBI adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar.

Pernahkah membayangkan menderitanya orang yang dilanda stres? Apalagi bila yang stres adalah anak?

Anak yang stres akan terlihat berperilaku negatif dan memiliki tanda seperti di atas. Pada tingkat lanjut, seorang anak yang stres bahkan bisa mengompol setiap hari, kurang konsentrasi, serta tidak nafsu makan dan sulit tidur. Sungguh mengenaskan!

Orang tua tidak boleh mengabaikan sedikit pun tanda-tanda stres pada anak. Bila dibiarkan, akan berdampak tidak baik dalam jangka panjang. Misalnya, stres yang mengakibatkan menurunnya nafsu makan, akan mengakibatkan anak kurang gizi. Atau bila stres menyebabkan menurunnya konsentrasi belajar, akan mengakibatkan prestasi belajar anak menurun.

Saat mengamati gejala stres anak yang tidak kunjung hilang, maka orang tua harus mendatangi ahlinya untuk konseling. Akan tetapi, alangkah baiknya hal itu dicegah karena mencegah stres adalah salah satu manfaat komunikasi yang diabaikan. Orang tua menganggap remeh komunikasi intens dengan anak. Sebelum stres terjadi, orang tua harus mencegah munculnya stres pada anak. Bagaimana caranya?

1. Tidur yang Cukup

Anak yang kurang tidur rawan terkena stres. Tubuh dan pikirannya lelah. Kelelahan ini menyebabkan gangguan kecemasan dan sulit berpikir jernih. Mari kita amati anak-anak yang kurang tidur, dari bayi hingga remaja. Mereka akan terlihat sulit mengendalikan perilaku karena fungsi pengendalian pada otak tidak berfungsi.

2. Sediakan Cukup Waktu

Tanpa disadari, kadang orang tualah penyebab stresnya anak. Mereka terlalu terburu-buru, berdalih efektivitas waktu, tetapi mengabaikan kesiapan anak untuk  bersegera. Anak yang kurang cukup waktu dan terus terburu-buru akan cepat mengalami kebosanan dan tidak bisa menikmati setiap jengkal aktivitasnya sebagai pengalaman berharga.

3. Ajarkan Relaksasi

Padatnya kegiatan anak akan berdampak ketegangan tubuh dan pikiran. Anak-anak harus dijaga semangat belajar dan aktivitasnya yang makin padat antara lain dengan relaksasi. Bisa berupa menarik napas dalam-dalam,  mendengarkan murottal dan musik religi, atau sejenak menulis diary.

4. Beri Teladan

Bagaimana anak akan mencegah stres bila orang tuanya tidak mampu bersikap tenang dan selalu tertekan? Anak akan mengamati bagaimana ketegangan demi ketegangan mempengaruhi keseharian orang tua dan berdampak buruk karena tidak mampu mengatasinya. Oleh karena itu, orang tualah yang terlebih dahulu terampil mencegah stres agar anak belajar dari cara orang tua meredam stres dan memastikan semua baik-baik saja.

5. Ajak Anak Berkomunikasi

Komunikasi adalah kunci penting menghindarkan anak dari stres. Setiap perubahan perilaku dapat mudah terbaca bila komunikasi orang tua dengan anak lancar. Anak nyaman berterus terang, orang tua mudah menasihati dan mengarahkan. Ada rasa yang terus tersambung, yang membuat anak menjadikan orang tua tempat bertanya dan tempat terbaik berbagi cerita.

Bila orang tua mengabaikan pentingnya komunikasi dengan anak, akan berakibat hilangnya kepercayaan anak. Tentu hal ini berdampak buruk bagi perkembangan mentalnya. Karena itu, orang tua harus tanggap mencari sumber stres, tegas menentukan prioritas kegiatan, dan membantu anak mengatur waktu dengan baik.

Orang tua kadang tidak menyadari besarnya manfaat komunikasi yang baik bagi anak. Membuat anak nyaman berkomunikasi dengan orang tua di setiap tahapan usia akan membuatnya lebih mudah mengontrol diri dan mencegah stres.

Selain itu, komunikasi intens akan berdampak sangat baik bagi semua anggota keluarga. Tidak saja akan tercipta rasa damai, tetapi juga dapat meminimalisir kesalahpahaman dalam keluarga. Tetap tenang, bijak dalam bersikap, dan mengutamakan kebaikan bersama adalah langkah terbaik menghindarkan anak dari situasi yang tidak menyenangkan dalam hidupnya.

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like