8 Tips Mudah Melatih Kemandirian Anak

Sebel, nggak sih, punya anak tidak mandiri? Semua dibantu. Serba merepotkan. Mau berkegiatan apa saja tidak bisa melakukan sendiri. Salah siapa, sih, anak tidak mandiri?

Setiap orang tua tentu mendambakan kemandirian anaknya. Setelah disiplin dan tanggung jawab, kemandirian adalah jembatan bagi kesuksesan. Anak yang terlatih mandiri memiliki rasa percaya diri lebih tinggi dibanding yang tidak mandiri. Hal ini karena mereka terbiasa mengambil keputusan sendiri atas hal-hal penting dalam hidupnya.

Kemandirian bukan berarti melepas anak seratus persen tanpa arahan dan pengawasan. Orang tua tetap berkewajiban membimbing anak untuk mandiri sesuai tahap perkembangannya.

Mengapa melatih kemandirian itu penting? Karena tanpa kemandirian, seseorang akan sulit beradapatasi, sulit mengambil sikap tegas sesuai kata hati, dan akhirnya empati akan sulit tumbuh.

Bagaimana melatih kemandirian anak? Mari simak tips mudah ala saya berikut ini.

1. Sedini Mungkin Berikan Anak Kewajiban Memenuhi Kebutuhan Sendiri

Sejak anak sudah bisa diajak berkomunikasi, sejak itulah anak belajar memenuhi kebutuhan sendiri semampunya, tanpa meminta bantuan orang tua. Berikan contoh, dan biarkan anak mencoba dan belajar mengambil keputusan sendiri.
Biasakan anak sejak usia dini memilih sendiri hal-hal sederhana dalam hidupnya.

2. Bebaskan Anak Memilih Hal-hal Sederhana Dalam Hidupnya

Tugas orang tua adalah menunjukkan konsekuensi atas setiap pilihannya. Dengan begitu, anak akan berlatih mengambil sikap atas segala situasi yang dihadapinya.

3. Berikan Panduan dan Alternatif Bila Dihadapkan Pada Pilihan Sulit

Pada setiap tahap usianya, anak akan menemui kesulitan memilih beberapa hal tertentu dalam hidupnya. Seperti kesulitan memilih model sepatu, kesulitan memilih kegiatan ekstrakurikuler, atau kesulitan memilih jurusan bidang studi. Bila dihadapkan pada pilihan sulit seperti itu, maka orang tua wajib memberikan panduan atau rambu-rambu untuk acuan anak dalam memilih. Arahan orang tua harus bisa meyakinkan anak dan diterima logika dengan mudah agar anak dapat memperoleh gambaran atas apa yang akan dipilihnya.

4. Tidak Mudah Menawarkan  Bantuan

Umumnya, orang tua tidak tahan melihat anak berlarut-larut dalam kesulitan, dan ingin segera membantu. Tapi bila sering dibantu dalam setiap menemui kesulitan, maka kreativitasnya akan berhenti berkembang. Imajimasi, daya nalar, dan ketajaman berpikir anak akan terhambat karena sering menerima bantuan.

5. Biarkan Anak Mengalami Kegagalan

Anak harus diberi pemahaman bahwa orang yang sukses bukan yang tidak pernah gagal, tapi yang selalu mengambil hikmah dari setiap kegagalannya agar tidak terulang kembali.

6. Tidak Mudah Mengkritik Setiap Melihat Kesalahan

Tahan diri dan tak perlu langsung mengkritik bila menemui kesalahan anak. Kadang kita tidak mengerti maksud anak, sehingga terburu-buru menyalahkan. Memahami sebuah kesalahan adalah cara anak membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

7. Berikan Arahan Awal, dan Biarkan Anak Berkreasi Dengan Caranya

Mengarahkan cukup sekali saja. Sebab anak yang terlalu didikte akan sulit berinisiatif sendiri sehingga akhirnya ia nyaman dengan bergantung pada orangtua.

8. Tidak Menuntut Segera Mandiri

Harapan yang tinggi melihat anak mandiri sering membuat orang tua lupa bahwa semua butuh proses. Setiap anak akan melalui prosesnya sendiri-sendiri yang mungkin berbeda dengan yang lain.

Demikian beberapa tips yang bisa dipilih orangtua untuk melatih kemandirian anak. Dengan melatih anak mandiri, orang tua dapat sekaligus melatih kesabaran, melatih bersikap tegas, dan melatih anak menerima akibat dari setiap keputusan yang diambilnya.

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like