Hai, Sobat Pembaca
Assalaamu’alaikum
Pada era digital sekarang ini, saat internet bisa diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja, berlaku bijak dan cerdas bermedia sosial sangat mutlak diperlukan.
Bagaimana Anda menyikapi maraknya penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari? Makin berkembangnya teknologi sekarang ini, diiringi dengan pesatnya jumlah pengguna media sosial, sungguh membuat saya merasa ngeri. Entahlah. Suatu ironi menurut saya, ketika penggunaan media sosial sebagai media komunikasi yang seharusnya memberikan beragam kemudahan dan kenyamanan, justru menjadi bumerang bila kita tidak menggunakannya dengan bijak. Cerdas bermedia sosial sebetulnya menjadi keharusan. Bila tidak dilakukan, kita sendirilah yang rugi.
Parahnya, hal itu sudah terjadi! Tidak jarang kita melihat (dan mendengar), media sosial yang kita tahu sebenarnya untuk kemudahan komunikasi, yaitu untuk menyerap pesan dan berbagai informasi, sudah meluas perannya menjadi sarana saling menjatuhkan hingga membentuk persepsi. Permusuhan sangat mudah terjadi, ujaran kebencian sangat mudah dilakukan, dan menyebarkan berita hoak pun jadi lumrah. Begitulah … media sosial sungguh membuat kita sebaiknya lebih ekstra hati-hati.
Aktivitas Bermedia Sosial Khas Ibu-Ibu
Ibu rumah tangga dengan segudang rutinitasnya membutuhkan aktivitas jeda untuk penghilang penat barang sekejap. Banyak cara ibu menghilangkan penat. Bisa dengan jalan-jalan ke mal, piknik ke tempat wisata, melakukan wisata rohani, atau sekadar makan bakso pinggir jalan pun bisa sejenak melepas segala kepenatan dan kepayahan.
Satu lagi sarana pelepas penat bagi ibu rumah tangga, yaitu menggunakan media sosial. “Bermain-main” dengan media sosial bagi sebagian ibu-ibu ampuh sebagai pelepas kepenatan, sekaligus menjaga kewarasan. Hal ini karena di media sosial, ibu-ibu bisa mendapatkan beragam informasi, bisa berkomunikasi dengan siapa saja, dan yang penting bisa curhat tentang apa saja. Anda mungkin tidak kesulitan mendapati ibu-ibu yang tampil di media sosial memposting tulisan berisi curhatan atau video berisi keseharian mereka. Ya … tidak semua seperti itu sih. Ada juga kok ibu-ibu yang jago membuat konten menarik yang akhirnya diminati banyak orang. Ada juga ibu-ibu yang suka membagikan resep masakan, membagikan quote yang menginspirasi, dan banyak lagi postingan menarik khas ibu-ibu yang bermanfaat.
Baca juga:
Tips Menjaga Kesehatan Mental Ibu rumah Tangga
Namun, tidak sedikit juga yang sangat gemar membagikan foto diri dan keluarganya, curhat masalah pribadi, bahkan menunjukkan kemarahan dengan seseorang di media sosial. Ibu-ibu semacam itu seperti mendapatkan kelegaan atau kepuasan saat melakukan hal-hal itu di media sosial. Mereka sering kali mencari alasan pembenar atas sikap mereka, kadang bahkan memiliki keinginan mengajak ibu-ibu lain melakukan hal yang sama. Wah …
Alasan Ibu-Ibu Curhat di Media Sosial
Kemajuan teknologi yang memberikan kemudahan bagi ibu-ibu melakukan hal demikian adalah salah satu alasan mengapa para ibu begitu senang curhat di media sosial. Alasan lainnya adalah sebagai berikut.
1. Eksistensi
Sebagian perempuan, terutama para ibu, memiliki kebutuhan untuk eksis di dunia maya. Hal ini antara lain karena sebagian ibu-ibu tidak punya waktu lagi beraktivitas di dunia nyata karena kesibukan domestik yang sering padat merayap hampir tanpa jeda. Eksis di dunia maya bisa menggantikan kebutuhan mereka bersosialisasi, sekaligus sebagai wadah mengekspresikan gaya, perasaan, hingga gagasan, yang kadang sulit dilakukan di dunia nyata.
2. Kebutuhan Didengarkan
Kaum perempuan, terutama para ibu, membutuhkan telinga untuk mendengarkan dan bahu untuk bersandar atas segala kekalutan yang menimpanya. Sering kali bahkan mereka tidak membutuhkan jalan keluar segera, tetapi membutuhkan perhatian yang nyata dan dapat dirasakan. Ibu-ibu yang tidak mendapatkan hal ini dari orang terdekatnya, terutama suami, cenderung melakukannya di media sosial. Kebutuhan didengarkan sama halnya dengan kebutuhan primer yang membutuhkan pemenuhan segera.
3. Kebutuhan Berbicara
Para ibu membutuhkan berbicara sebanyak 20 ribu kata sehingga bila kebutuhan ini sulit terpenuhi akan memenuhinya di media sosial. Perempuan memiliki protein berbicara yang lebih di dalam otaknya dibanding laki-laki. Seperti halnya kebutuhan didengarkan, kebutuhan berbicara pada perempuan juga merupakan kebutuhan primer. Bila telah terpenuhi maka perempuan relatif lebih tenang karena merasa lega telah mengungkapkan apa yang menyesakkan dada dan mengganggu pikirannya.
Tips Bermedia Sosial Dengan Cerdas bagi Ibu Rumah Tangga
1. Mengikuti Hanya Akun yang Menyampaikan Pesan Kebaikan
Apa tujuan sebenarnya ibu-ibu bermedia sosial? Relatif mungkin ya … jawabannya bisa jadi tidak sama. Ada yang memang untuk jualan online, ada yang untuk branding, ada yang berniat hanya untuk stalking, ada juga yang mencari ketenangan dan kenyamanan hati dengan membaca postingan bergizi di media sosial. Tetapkan hati, tujuan kita sebenarnya apa. Selanjutnya, mulai follow akun yang baik dan unfollow akun yang tidak baik. Baik dan tidak baik dalam hal ini adalah kebermanfaatannya bagi peningkatan kualitas diri kita pada masa yang akan datang. Usia kita terus bertambah, kan? Seharusnya kita menjadi lebih bijaksana dan lebih memiliki kedewasaan berpikir dengan bermedia sosial.
2. Tidak Berkomentar yang Buruk
Komentar yang buruk pasti berdampak pada pergaulan kita di dunia maya, bahkan bisa berlanjut ke dunia nyata. Termasuk dalam berkomentar yang buruk adalah ikut campur dalam kehidupan orang lain. Saya merasa berkomentar terlalu banyak terhadap urusan orang lain membuat kita tidak fokus pada urusan kita sendiri. Apakah Anda juga begitu? Memangnya urusan kita sudah beres semua? Tentu belum, kan? Sudahlah, memikirkan hidup kita sendiri saja sudah berat. Jangan ditambah lagi dengan memikirkan orang lain. Cukup sewajarnya dan sekadarnya saja, sebagai wujud rasa empati, setelah itu selesai. Biar otak kita dipenuhi dengan rencana-rencana kebaikan masa depan daripada memikirkan hal lain yang kurang penting.
3. Menulis Hal-Hal yang Baik
Berhentilah curhat berlebihan di dunia maya. Kalau terpaksa tidak tahan harus curhat, sebaiknya lakukan dengan cara cerdas. Tunjukkan fakta, bukan keluhan. Kemudian niatkan berbagi, sebagai pembelajaran bagi siapa saja yang membaca. Syukur-syukur bila ada alternatif solusi maka tulisan kita menjadi barisan kalimat inspiratif yang membuka mata dan hati pembaca dengan hikmah yang terselip, bukan asal curhat saja. Yakinlah, tempat curhat terbaik adalah pada sepertiga malam yang terakhir, yaitu kepada Sang Pemberi Solusi
4. Tampil Bermedia Sosial Untuk Berbagi Kebaikan
Cerdas bermedia sosial dapat dilakukan dengan tampil yang membawa manfaat. Kalau hanya membuat kekacauan di dunia maya, seperti berkomentar tanpa ilmu yang memadai, mengadu domba, menghina, dan lain-lain … untuk apa? Sama sekali tidak ada gunanya! Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, sosial media sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang baik, seperti berbagi nasihat, berbagi pengalaman, berbagi ilmu, atau hal-hal baik lain yang dibutuhkan orang banyak.
5. Membatasi Waktu
Demikian tips cerdas bermedia sosial bagi ibu rumah tangga. Kuncinya, jangan sekali-kali mengabaikan kewajiban demi kebutuhan pergaulan di dunia maya. Lakukan sewajarnya saja, tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan. Punya tips lain bermedia sosial bagi ibu rumah tangga? Share di komentar, yuk ….
Wassalaamu’alaikum
Salam santun,
Dian Rahayu
Sumber foto: Pixabay
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting
19 comments
Kelima poinnya pas banget untuk ibu-ibu mbak. Apalagi tentang kebiasaan curhat di sosial media, bahkan ada yang status WA nya isinya curhat galau melulu hehee… Semoga kita bisa bijak bersosmed ya. makasih tipsnya
Sama-sama, semoga bermanfaat dan jadi pengingat diri
Harus pintar-pintar dalam bermedia sosial ya mbak, agar tak mengalami masalah atau hal buruk nantinya. Terkadang keasyikan main media sosial bikin lupa waktu, hehe
Iya nih, lupa waktu. Ini yang kadang kita abaikan
Nah iya media sosial itu harus digunakan dengan bijak. Seperti dua mata pisau, bisa bermanfaat tapi bisa juga merugikan.
Saya sendiri lebih menghindari curhat di media sosial. Juga gak pernah menanggapi kalau ada status curhat. Malah sekarang udah mulai mundur menggunakan salah satu medsos. Lebih memakai medsos untuk kerjaan aja.
Wah, gitu ya … Kadang kita harus bijak memilih demi kebaikan
Aku setuju media sosial untuk menebar kebaikan. Deket-deketnya juga ama komunitas yg baik-baik. Aku malah sering dapet ide menulis dari media sosial sih…
Tapi kurang setuju lho, media sosial buat curhat. Apalagi ngomongin pasangan. Duh, jangan deh…Jangan nyebar aib diri sendiri. NO…
Nah, sepakat. Aib sendiri saja dengan enteng diumbar, bagaimana aib orang lain?
Sebelum ini saya mulai selektif dengan beberapa akun medsos yang upload postingan statius tapi sedikit meresahkan sebab menggunakan kata-kata yang kurang pantas jadi saya unfriend saja. Dan sebelum konfirmasi permintaan pertemanan saya cek dulu akunnya.
Yess, langkah bijaksana. Sepakat Mbak. Selektif memang sangat perlu
Setuju mba kurangi curhat pribadi di medsos. Kita gak pernah tahu pembaca kita beneran empati atau hanya kepo saja. Lebih baik sih diam ketimbang ngumbar masalah sampe orang sedunia tahu. Hehehe
Nah, ini, nih yang tidak banyak dipahami sebagian perempuan. Mereka justru merasa puas setelah curhat di medsos.
Bener banget, ibu rumah tangga jugua perlu tahu cara cerdas bermedia sosial. Suka miris kalau curhat di medsos. Aku masih pake cara lama, curhatnya di buku. Wkwkwk, jadul banget ya. Dari pada nyesek dan ngember ke orang, lega rasanya sudah ditulis di buku. Bukan di HP juga.
Benar banget nih, meskipun ibu rumah tangga harus tahu rambu-rambu memggunakan media sosial. Yang pasti harus menebar manfaat atau kebaikan dalam bermedsos. Kalau aku sih, curhat masih jadul banget pake buku. Wkwkwk, asal udah ditulis rasanya plong.
Hihi … asal bisa melepas beban di hati aja, soal media apa saja nggak masalah Mbak
wah ini masalah waktu kalo aku nih, yang kudu diperhatikan. Untung di Instagram ada pengingat waktu yang sudah digunakan. Untuk saat ini aku mentarget maksimal cari inspirasi maksimal 1 jam dalam sehari untuk buka IG mba 🙂
Media sosial itu tergantung siapa yang menggunakan nya ya mba, bila kita gunakan dengan bijak ia bermanfaat tuk kita. Karena dapat mencari informasi penting seputar parenting,kesehatan dan lain nya.
Bila kita gunakan hanya tuk hal negatif, yang ada akan merusak seperti menebar kebencian, berita hoaks disebar dan sebagianya.
Betul banget, Mbak. Sayangnya tidak semua orang punya pemikiran yang sama
Bagus kalau ada target begitu, Mbak. Jadinya bisa memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk hal lain yang benar-benar penting