Hai, Pembaca
Assalaamu’alaikum
Disadari atau tidak, ibu adalah pusat emosi dan kebahagiaan dalam rumah tangga. Kendali emosi dalam keseharian ada di pundak ibu.
Tidak berlebihan memang, kalau dikatakan demikian. Saat ibu mampu menempatkan dirinya dengan baik sebagai sumber kebahagiaan di rumah, saat itu pulalah suasana di rumah bisa jadi menyenangkan. Kelembutan ibu menjadi tempat ternyaman seluruh anggota keluarga untuk meluapkan isi hati. Sifat penyayang ibu membuatnya mampu mendengarkan suami dan anaknya, memahami pikiran dan perasaan mereka, serta memberi dukungan dan apresiasi.
Ibulah yang seharusnya tampil terdepan memberikan support saat anak atau suami mengalami kegagalan, seperti tidak lulus ujian, saat gagal dalam presentasi, mengalami kebangkrutan, dan sebagainya. Pun saat anak dan suami berhasil dalam suatu upaya, ibulah yang nomor satu memberi dukungan dan apresiasi sebagai wujud syukur dan kebanggaan, seperti saat anak meraih juara, saat lulus sekolah, saat naik gaji, saat bisnis maju pesat, atau saat penting lain yang membahagiakan.
Pasti beda, kan, rasanya diperhatikan dan diabaikan? Setiap anggota keluarga yang mendapatkan injeksi perhatian dari ibu akan memiliki semangat yang beda. Ini serius! Betapa banyak di luar sana anak-anak yang mencari perhatian dari yang lain selain ibu di rumah. Betapa para suami dengan mudahnya berpaling jadi tidak setia, bukan karena istri kurang cantik, kurang menarik, atau kurang kaya, tetapi karena kurang perhatian. Semiris itu faktanya! Sayangnya, tidak sedikit ibu yang mengabaikan hal ini, menganggap hal ini remeh dan tidak perlu diperhatikan.
Oleh karena itulah, emosi ibu yang harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum memperhatikan emosi seluruh anggota keluarga. Emosi ibulah yang seharusnya dijaga karena keberadaan ibu sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Ibu memerlukan apresiasi diri untuk selalu bahagia dan sejahtera secara emosional
Mengapa Ibu Bisa Memiliki Emosi Negatif?
Peran sebagai ibu yang sangat beragam dalam rumah tangga membuat kita tidak jarang memiliki emosi negatif. Bukannya tidak mengerti kewajiban, tetapi beberapa faktor berikut ini bisa menjadi penyebabnya.
- Terlalu Lelah
Rutinitas harian yang menyita banyak waktu dan tenaga membuat kita kelelahan lahir dan batin. Kesibukan itu pulalah yang membuat kita jadi kurang punya waktu untuk istirahat. Ada yang sama dengan saya? Bersyukurlah bila bisa mencuri waktu istirahat sejenak sebagai jeda untuk melanjutkan pekerjaan lain. Bila kurang istirahat, emosi kita menjadi tidak stabil.
- Tidak Ada Waktu Berbagi Masalah
Kita memang dituntut untuk menjadi pendengar yang baik. Namun, bila kita sendiri tidak pernah didengarkan, bagaimana rasanya? Seharusnya, ada timbal balik yang membuat ibu bisa menumpahkan segala rasa dan uneg-uneg yang menyesakkan agar tidak menyisakan beban di hati dan pikiran. Beban itulah yang akhirnya membuat mood ibu jadi tidak baik dan berpengaruh pada kesabarannya.
Baca juga:
Tips Bermedia Sosial Dengan Cerdas Bagi Ibu Rumah Tangga
- Tidak Ada Waktu Bersama
Kebersamaan dalam keluarga sangat berpengaruh dalam menjaga mood kita sebagai ibu agar tetap baik. Anda mungkin bisa merasakan, bagaimana rasanya bila hidup monoton terus menerus dalam waktu sangat lama, dibanding bila ada waktu bersama menjalin kedekatan antaranggota keluarga dengan kebersamaan yang hangat. Tentu beda, kan? Ada energi positif yang membuat semua anggota keluarga memiliki sikap saling menyayangi dan membuat suasana di rumah jadi nyaman.
Cara Menjaga Agar Emosi Tetap Baik
Apakah emosi itu? Jangan dikira emosi adalah marah seperti yang umum dipahami orang banyak! Menurut Wikipedia, emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu, sebagai reaksi terhadap seseorang atau kejadian, yang dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, atau takut terhadap sesuatu. Kita ingin selalu bersikap tenang dalam kondisi apa pun, kan? Tentu! Memiliki emosi negatif sungguh tidak menyenangkan. Hal-hal berikut ini bisa dilakukan agar emosi tetap baik.
- Seimbangkan Kegiatan
Melakukan kegiatan yang beragam jenisnya seharian tentu melelahkan. Harus ada keseimbangan antara beraktivitas dengan istirahat agar badan selalu fit dan mood tetap baik. Lebih baik bila ada waktu berolah raga. Badan yang segar membuat kita lebih semangat dalam beraktivitas sehingga bila ada masalah yang muncul, bisa lebih mampu memaksimalkan potensi akal dan perasaan untuk mengatasi. Bila badan lemas, capek dan kurang gairah, tentu semangat pun ikut menurun, akhirnya emosi jadi tidak stabil.
2. Lakukan Kegiatan yang Menyenangkan
Sesekali melakukan kegiatan yang membuat badan rileks sah-sah saja. Hidup tanpa rem dan terus saja bergerak tanpa henti tentu membuat lelah lahir batin. Sebaiknya agendakan melakukan kegiatan yang menyenangkan agar setelahnya bisa kembali beraktivitas dengan semangat baru.
3. Komunikasi yang Baik dengan Semua Anggota Keluarga
Jangan pernah abaikan komunikasi! Ibu harus menjadi pelopor komunikasi yang baik dengan seluruh anggota keluarga. Jangan ragu atau segan melakukannya. Mungkin hanya sulit dan berat di awal, tetapi kalau sudah terbiasa akan menganggap hal ini sangat penting dan tidak sulit lagi. Jangan pernah memendam masalah sendiri, jangan pula mengira-ngira apa arti perkataan dan perilaku anggota keluarga lain. Lebih bijaksana bila ibu membuka pintu dialog dan melancarkan kran komunikasi agar dengan itu kedekatan dalam keluarga selalu terjalin.
Berpikir Positif: Cara Mudah Kelola Emosi Bagi Ibu Rumah Tangga
Kunci dari segala rasa tak nyaman adalah kurangnya kemampuan berpikir positif. Kita sering kali berprasangka akan segala sesuatu yang belum jelas dan membuat diri merana karenanya. Padahal, bila ada pembicaraan yang baik, ada rasa saling memahami, juga rasa saling menyayangi, emosi tidak akan sulit dikelola. Apa saja manfaat berpikir positif?
- Mampu Mengatasi Stres Dengan Baik
Berpikir positif membuat kita sebagai ibu mampu mengendalikan situasi, terutama situasi yang menyebabkan stres. Hal ini karena pikiran positif membuat kita optimis, tidak khawatir dengan apa pun yang terjadi. Sikap optimis menjauhkan kita dari rasa frustasi akibat pemikiran yang tidak perlu sehingga kitalah yang mengendalikan situasi, bukan kita dikendalikan situasi. Artinya, kitalah penentu segala keputusan dalam hidup kita sendiri dan tidak ragu mengambil langkah karena senantiasa berpikir positif.
2. Membuat Lebih Tangguh
Berpikir positif membuat kita lebih tangguh dan lebih tahan menghadapi masalah karena lebih punya kekuatan dan tekad. Bukankah lebih baik menghadapi dan mengatasi masalah daripada hancur karena masalah? Saya melihat dengan sangat jelas dalam hal ini, bahwa berpikir positif sangat berperan dalam ketangguhan karena orang yang berpikir positif tidak melihat masalah sebagai beban, tetapi sebagai tantangan dan ujian.
3. Menjadikan Umur Panjang
Okelah … umur memang rahasia Ilahi. Siapa yang tahu kita akan hidup sampai kapan? Kita memang tidak bisa mengatur kapan ajal datang karena semua sudah ada ketetapannya. Namun, bila kita berpikir positif, kita akan menjauhkan diri dari pemikiran pesimis, perasaan rendah diri, depresi, serta perasaan tak nyaman lain yang membuat sistem imun kita menurun. Ujung-ujungnya, kita jadi mudah terserang penyakit karena pikiran kita keruh dan kurang berlapang dada. Jadi, benar-benar ada korelasinya, kan, antara umur panjang dan berpikir positif? Semoga kita sependapat tentang hal ini.
Demikian cara mengelola emosi ibu rumah tangga dengan berpikir positif. Bila belum mampu melakukannya, setidaknya berusahalah dulu dan biasakan saja dulu. Jangan suka berburuk sangka atas apa pun dan kepada siapa pun karena sedikit banyak hal itu akan berpengaruh pada pengelolaan emosi kita. Bukankah bila hati lapang dan pikiran selalu jernih bisa membuat pikiran tenang? Yuk, mulai sekarang kita berusaha berpikir positif agar seluruh keluarga merasakan manfaatnya.
Wassalaamu’alaikum
Salam santun,
Dian Rahayu
Sumber foto: iStockphoto
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting