Hai, Sobat Pembaca!
Assalaamu’alaikum
Pernah mendengar makanan semanggi? Kuliner khas Surabaya yang satu ini tetap diminati hingga kini. Pesatnya perkembangan dunia kuliner yang ditandai dengan banyaknya ragam masakan kreasi baru atau makanan khas yang dimodifikasi, tidak membuat makanan yang satu ini hilang dari peredaran. Mulai di pasar tradisional hingga di mal, semanggi masih ada yang mencari.
Surabaya memang surganya kuliner khas. Selain semanggi, ada tahu campur, tahu tek, gado-gado, nasi bebek, sate klopo, rujak cingur, lontong balap, lontong mie, juga rawon yang melegenda itu. Kalau kalian berkunjung ke Surabaya, belum lengkap sebelum menikmati kuliner khas mirip pecel atau salad ini. Sebagian orang menyebutnya “salad Jowo” atau saladnya orang Jawa. Bagi saya yang warga asli Surabaya, rasa semanggi yang nikmat membuat saya hafal, bahkan dari baunya. Hmmm …. Anda mungkin mengira saya ini lebay, padahal tidak! Sungguh saya tidak mengada-ada. Paduan manis aneka sayur dengan bumbu berbahan ketela dan dilengkapi kerupuk puli yang bisa dimakan kapan saja ini memiliki sensasi rasa berbeda ketika dimakan pedas. Mungkin karena saya penggemar pedas, ya … Jadi, makan makanan apa saja belum “sempurna” kalau belum pedas.
Baca juga:
Nasi Bebek: Makanan Penggugah Selera yang Melegenda
Kandungan Gizi dan Manfaat Semanggi
Dikutip dari laman FaktualNews. co, daun semanggi mengandung zat fitoestrogen dari tumbuhan yang berkhasiat untuk mencegah osteoporosis. Masih menurut laman ini, berdasarkan hasil uji penelitian oleh seorang ahli, didapati bahwa persentase komposisi zat kimia yang ada dalam daun dan tangkai semanggi terdiri atas air (89,02%), abu (2,70%), protein (4,35%), lemak (0, 27%), dan serat kasar (2, 28%). Tidak hanya itu, daun semanggi juga memiliki kandungan senyawa saponin, zat samak dan minyak atsiri yang ampuh untuk mengatasi infeksi saluran kencing, mengobati terlambat datang bulan, mengatasi hipertensi, juga mencegah lelah dan lesu.
Dengan banyaknya kandungan dan besarnya manfaat daun semanggi, tidak heran kalau makanan tradisional yang satu ini masih dicari.
Keunikan Semanggi Surabaya
Semanggi di Surabaya berpusat di Jalan Benowo Surabaya. Kebetulan tempat tinggal saya tidak terlalu jauh dari lokasi itu. Para penjual, yang umumnya ibu-ibu, biasanya berangkat bersama mengendarai angkutan umum. Biasanya mereka ini hanya menjual saja, bukan pemilik dagangan. Ibu-ibu itu di-drop di beberapa titik untuk menjajakan semanggi. Ada yang berjalan dari kampung ke kampung, termasuk di kampung saya: kampung Asem Bagus Surabaya. Ada juga yang mangkal di tengah keramaian, seperti di sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya, di sekitar Tugu Pahlawan, atau di sekitar pusat perbelanjaan.
Saya tidak tahu apakah hanya di Benowo saja sentra penjual semanggi. Mungkin ada juga para penjual yang memasak sendiri semangginya, tidak mengambil dari Benowo. Namun, dari sudut mana pun semanggi berasal, tetap ada keunikan yang seragam. Apa sajakah itu?
- Bumbu Khas yang Memikat
Bumbu semanggi memang mirip gado-dado dan pecel. Sama-sama ada kacang tanah di dalamnya. Akan tetapi, semanggi lebih unik bumbunya karena merupakan campuran dari ketela, kacang tanah, gula merah dan petis. Kalau sudah pernah makan kuliner khas Surabaya yang satu ini, pasti Anda bisa merasakan uniknya bumbu ini dibanding makanan lain yang mirip. Mulai orang tua hingga anak-anak sangat menggemari semanggi karena terpikat dengan bumbunya yang menggoda. Bahkan, dicocol kerupuk saja sudah nikmat.
2. Menggunakan Daun Pisang untuk Alas
Umumnya, makanan tentu disaji dengan piring. Berbeda dengan semanggi, menyajikannya selalu dengan daun pisang yang dibuat pincuk, yaitu disemat di sebagian sisinya menggunakan lidi. Konon, kenikmatan dan kepuasan makan semanggi ada pada alas daunnya ini. Saat mencoba makan dengan piring, cita rasanya sudah berbeda dan kekhasannya pun lenyap.
3. Aneka Sayuran yang Bervariasi
Tidak hanya daun semanggi saja yang tersaju dalam sepincuk. Ada juga tauge, daun ketela, juga kembang turi. Oleh karena tidak semua orang suka sayur yang lengkap maka biasanya penjual menanyakan terlebih dahulu sayur yang diminta pembeli. Kalau saya … suka semuanya! Menyantap aneka sayuran dengan bumbu semanggi pedas sungguh dapat melupakan sejenak luka hati dan segala penat.
4. Kerupuk Puli yang Lebar dan Gurih
Kerupuk puli adalah kerupuk yang terbuat dari bahan nasi. Berbentuk kotak yang lumayan lebar, kerupuk puli memang teman yang asyik menikmati suap demi suap semanggi. Umumnya, kerupuk ini digunakan sebagai pengganti sendok. Bisa dibayangkan, kan, nikmatnya? Makan beralaskan daun pisang yang dipincuk, pedas, bersendok kerupuk, hmmm … yummy . Sungguh perpaduan yang asyik!
5. Dijajakan dengan Menggendong Bakul
Sejak masih kanak-kanak hingga dewasa, saya mengamati semanggi selalu dijual oleh penjual yang berstatus ibu dan menggunakan kebaya, juga menggendong bakul berisi dagangannya. Seiring berjalannya waktu, kini penjual semanggi tidak selalu seperti itu. Sebagian sih masih, tetapi sebagian lagi sudah lebih modern penampilannya, terutama jika dijual oleh perempuan muda, di mal pula. Tentu mereka berpenampilan sebagaimana layaknya penjual di mall
6. Harganya Murah
Sejak dulu hingga kini, harga semanggi tidak ada perubahan yang signifikan alias tetap murah. Anda tidak perlu menguras dompet kalau membeli dalam jumlah yang banyak karena sepincuk hanya seharga Rp5.000,00 atau Rp10.000,00 saja. Murah, kan? Dengan harga semurah itu sudah mendapatkan beragam manfaat, tidak rugi, kan?
Cara Membuat Bumbu Semanggi
Sesekali tidak ada salahnya saat senggang membuat sendiri bumbu semanggi. Sudah lama saya mendambakan hal ini, tetapi belum juga kesampaian. Bagi Anda yang penasaran dengan cara membuat bumbu semanggi, yuk, baca resep dan cara membuatnya berikut ini.
Bahan:
100 gram kacang tanah yang sudah digoreng
100 gram ketela kukus
40 gram gula merah halus
4 siung bawang merah yang disangrai
2 siung bawang putih yang disangrai
sedikit kencur
secukupnya cabe
secukupnya petis
secukupnya garam
Cara membuat:
Haluskan semua bahan, tambahkan air secukupnya, taburi garam
Hanya semudah ini membuat bumbu semanggi. Benar-benar tidak sulit, kan? Kalau Anda mencari kuliner tradisional khas Surabaya, ada banyak macamnya dan dengan mudah Anda dapatkan di mana saja. Akan tetapi, kalau mencari semanggi, adanya hanya di Surabaya. Oleh karena itu, jangan lewatkan makanan nikmat ini dari acara jalan-jalan Anda saat berkunjung ke kota Pahlawan. Dijamin Anda jatuh cinta pada suapan pertama. Mau mencoba?
W assalaamu’alaikum
Salam santun,
Dian Rahayu
Sumber foto: Kumparan
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting